Barak Militer Jadi Pilihan Pendidikan: Ini Alasan Orang Tua Depok Tak Ragu
Di tengah maraknya pilihan pendidikan modern dengan pendekatan digital dan kurikulum internasional, sekelompok orang tua di Kota Depok justru mengambil jalan berbeda: mereka memilih mengirim anak-anaknya ke barak militer untuk menjalani program pendidikan berdisiplin tinggi. Langkah ini memicu rasa penasaran banyak pihak, namun bagi para orang tua tersebut, keputusan ini sudah melalui pertimbangan yang matang dan tidak sembarangan.
Disiplin Jadi Alasan Utama
Mayoritas orang tua yang memilih program pendidikan semi-militer menyebut bahwa disiplin menjadi alasan utama di balik keputusan mereka. Banyak dari mereka mengeluhkan perilaku anak-anak yang mulai sulit diatur, terlalu tergantung pada gawai, atau kehilangan rasa tanggung jawab.
“Kami ingin anak belajar disiplin, bangun pagi sendiri, tahu tata krama, dan tidak manja. Kalau di rumah atau sekolah biasa kadang tidak cukup tegas,” ujar Rina, seorang ibu dari dua anak remaja yang kini mengikuti program pelatihan di barak militer kawasan Lembah Mandiri, Depok.
Latihan Fisik, Mental, dan Etika
Program di barak militer tersebut bukan hanya soal baris-berbaris atau latihan fisik. Anak-anak juga diajarkan pengendalian emosi, etika berbicara, tata krama makan, serta manajemen waktu. Dengan rutinitas ketat dari pagi hingga malam, peserta diajak untuk memahami arti tanggung jawab, kerja sama tim, dan kemandirian.
Para instruktur yang melatih mereka merupakan purnawirawan TNI dan psikolog pendidikan yang telah dibekali pelatihan khusus agar pendekatan mereka tetap ramah anak, namun tetap tegas dan terstruktur.
Alternatif Pendidikan Karakter
Bagi banyak orang tua, barak militer ini bukan pengganti sekolah formal, melainkan pelengkap pendidikan karakter. Anak-anak tetap bersekolah seperti biasa, namun mengikuti program militer ini di akhir pekan atau saat liburan panjang.
Model pendidikan ini disebut mirip dengan boarding camp di luar negeri, namun dengan nuansa kearifan lokal dan nilai-nilai kebangsaan. Beberapa barak bahkan telah menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah untuk menyusun kurikulum karakter yang disesuaikan dengan usia dan kebutuhan peserta.
Efek Positif: Anak Lebih Tanggung Jawab
Hasil dari program ini rupanya cukup terlihat. Banyak orang tua menyatakan bahwa anak-anak mereka mulai menunjukkan perubahan sikap. Dari yang sebelumnya mudah membantah, menjadi lebih sopan dan menghargai waktu. Bahkan beberapa anak mengaku merasa lebih percaya diri setelah mengikuti pelatihan.
“Saya sekarang bisa bangun jam lima pagi tanpa disuruh, dan bisa beresin tempat tidur sendiri,” kata Dimas, siswa SMP yang baru selesai mengikuti pelatihan dua minggu.
Kontroversi dan Tantangan
Meski menuai banyak pujian, tidak sedikit pula yang mengkritik pendekatan semi-militer ini. Beberapa pihak khawatir bahwa pendekatan yang terlalu keras bisa berdampak buruk terhadap psikologis anak jika tidak dikontrol dengan baik. Namun pihak penyelenggara menegaskan bahwa seluruh kegiatan diawasi ketat oleh tim profesional, termasuk psikolog dan tenaga medis.
Pemerintah kota Depok juga mulai memperhatikan fenomena ini sebagai bagian dari upaya alternatif pembinaan generasi muda, dan membuka ruang evaluasi berkala untuk menjamin keselamatan dan efektivitas program.
Mendidik dengan Ketegasan dan Cinta
Pilihan pendidikan memang beragam, dan tidak semua cocok untuk setiap anak. Namun yang pasti, para orang tua di Depok yang memilih barak militer sebagai tempat pembinaan anak-anak mereka telah menunjukkan bahwa disiplin, tanggung jawab, dan karakter kuat tetap menjadi nilai utama yang ingin mereka tanamkan.
Barak militer bukan soal latihan keras atau gaya hidup militeristik, tetapi menjadi simbol dari kebutuhan akan pendidikan yang menyeimbangkan antara kebebasan dan tanggung jawab, antara kasih sayang dan ketegasan.